Sabtu, 19 Mei 2012

candy hunter



Gambar ini masih tetep pake paint, dibuatnya juga udah sekitar satu - satu setengah tahun lalu. disini saya udah nyoba pake gradasi warna di baju, tapi masih keliatan aneh. terus udah ditambah unsur tulisan meskipun masih tetep aneh. dan itu tanda tangan asli pake mouse juga ternyata membuat gambar ini terlihat tambah aneh T_T. yasudahlah namanya juga dulu masih jadul.

sebenarnya ini tokoh bikinan sendiri, bukan dari anime manapun. tapi belum dinamain -_-v. hn.. bagaimana kalau namanya mr. sweet.. hahahaha #baiklah abaikan.

hub

f.a athoillah
Sejumlah nada berhamburan dari tempat kecil yang jadi menggigil.

Kaukah itu? Bukan.
Hari ini aku tak ada di balik nada-nadamu.

Lalu dimana kau?
Entah.
Mungkin tak semua detik menjadi begitu aku. Tak bisa juga angin menyuarakan aku selalu.

Lalu? Bagaimana dengan aku?
Saat aku tak dibalik nadamu, saat kamu tak pernah berubah jadi anginku.lagi.

Kenapa kau bertanya?
Bukankah sesimpel ini saja?
kau ditambah aku sama dengan kita.
Lalu judulnya?

Lupakan saja! Itu salah..

(...)






saya suka sekali kata kata yang memiliki banyak arti dalam berbagai bahasa. seperti kata baka, dalam bahasa indonesia dan arab dapat diartikan abadi atau kekal, sedang kata baka dalam bahasa jepang itu artinya bodoh (dan sebangsanya.), jadi baka baka, itu bodoh yang abadi. hahaa. Dua arti yang berbeda itu keren menurutku. judul puisi ini juga begitu.

dan puisi ini,  hanya sesuatu yang tak bisa tersampaikan lewat kata-kata biasa. akhirnya hanya bisa berucap positif. semoga baik-baik saja. :)

Rabu, 16 Mei 2012

Setelah rinai turun

f.a athoillah

Setelah rinai turun
Kubur menjadi luruh
Terlalu sejuk untuk tempat yang mati
Terlalu basah untuk pusara yang rapuh

Setelah rinai turun
Retak menjadi gamang
Hendak hancur atau utuh
Tanpa pilihan
Terbelah atau purnama

Setelah rinai turun
Tak ada yang kosong
Hampa yang setia di hianati
Sepi yang indah luluh lantak
Terlalu banyak tempat bersembunyi

Setelah rinai turun
Beberapa cahaya tergantung di jendela
Meninggalkan gelap yang hampir tak bersisa

Setelah rinai turun
Tak ada lagi yang cacat dan sempurna

Sungguh aku tak menunggu…

Minggu, 13 Mei 2012

Maaf di ujung konflik




Benarkah kata maaf selalu menjadi penyelesaian konflik yang ideal? Ataukah seperti hal lain pada kebanyakan, bahwa tak pernah benar-benar ada yang ideal di dunia ini?

                Siang tadi tiba-tiba saya kedatangan tamu, tiga orang teman lama saat di SMA. Perempuan tepatnya. Ternyata dari ketiganya hanya satu yang benar-benar ada perlu khusus dengan saya. (sudah saya duga memang.) belum belum saya sudah di tembak dengan pertanyaan yang hampir berupa statement dari dia. “lo udah tau kan masalah gue?”.  Meski pada awalnya saya memilih pura-pura tidak tau tapi pada akhirnya sayapun harus maklum juga.
                Tentang sebuah konflik antara sahabat dan teman. sebenarnya saya hanya berusaha berperan sebagai pengambil hikmah sajalah. Dan ternyata saya menemukan bahwa cinta itu juga dapat menjadi pemicu konflik yang cukup sering terjadi di dunia ini. Hn.. Tak aneh ya.
                Tujuan dia menemui saya adalah untuk meminta bantuan untuk menyelesaikan konfliknya dengan sahabat saya. Yah selaku sahabat dari keduanya saya cuma bisa memberi saran saja. Karena sejatinya yang harus menyelesaikan konfik itu ya orang yang bersangkutan.
                Dari sekian banyak yang saya sarankan, ternya banyak yang bersumber dari pengalaman pribadi. Seperti mulailah dari meminta maaf. Mungkin ini adalah beberapa poin yang saya sarankan pada dia,
1.                    1. Sebelum minta maaf, pastikan kita kita mengakui kesalahan kita terlebih dahulu. Mungkin tak kan pernah seratus persen tapi minimal setulus yang kita bisa.
      2. Meminta maaf itu seperti mengemis. Percaya atau tidak, itu memang benar kita kita meminta maafnya sampai dapat, tapi tentu saja dalam konteks yang masih tergolong wajar,
3.       3. Usahakan kita merendahkan ego diri kita, bila perlu menangis juga lakukan saja untuk sama-sama meluluhkan hati keduabelah pihak.
4.       4. Jangan terlalu cepat membela diri. Tunggu sampai orang yang kita minta maafnya itu sedikit mereda emosinya baru mengemukakan alasan jelasnya. Karena bisa saja orang yang kita mintai maafnya itu malah tambah muak mendengar alas an kita.
5.       5. Jelaskan sejujurnya, dan akui kesalahan kita didepanya sebelum kita juga melakukan pembelaan yang tidak mengada-ada.
6.       6. Mungkin akan ada penolakan dari dia, tapi tetap yakinkan dia dengan tulus minimal untuk terakhir kalinya. Pokonya kerahkan semua yang bisa di kerahkan.
7.       7. Dan semua itu memiliki pengecualian. Pengecualian kalau memang konflik terjadi seluruhnya atas kesalahan orang lain. Yah tapi siapa yang dapat meastikan. Yang jelas punya konfik dengan seseorang itu memmnag tidak menyenangkan.
Lalu sekarang saya tiba-tiba terfikir benarkah maaf saja itu sudah merupakan penyelesaian yang baik dan ideal? Ternyata  belum.Nyatanya kita juga harus menjelaskan duduk persoalannya dengan sejelas jelasnya, dan ketika memeng harus ada hukumnya maka terimalah itu sebagai sebuah konsekuensi.

Yah. Terlepas dari siapa yang benar dan siapa yang salah saya berharap semuanya akan berakhir dengan baik. Terlebih saat tadi melihat dia sampai menangis.
-Semoga hati kita senantiasa larut dalam nuansa saling memaafkan dan senantiasa di jauhkan dari saling menyakiti.

                 

Sabtu, 12 Mei 2012

narusuke

Sepotong Cake dan Harga Diri
Bagi kalian yang tahu anime ini pasi tau kalo naruto(kiri) itu pernah berantem sama sasuke(kanan). Dan ternyata mereka berkelahi hanya karena berebut sepotong cake. *PLAK!! #digampar

Gambar ini saya buat sekitar satu tahu yang lalu. Hanya lewat Paint (T_T). Salah saya yang begitu gaptek semasa dulu. lihat saja grafiknya yang kasar. Hahaa sudahlah.. yang jelas ini merupakan salah satu gambar yang termasuk pertama saya gambar.

(itu si sasuke ama narutonya unyu ngga sih) hahahahaahhahaggga #gabisamingkem

yang unik tentang syukur..


12-13 Mei 2012


Oke, ini adalah postingan saya yang keempat setelah sekian juta tahun tidak pernah posting apapun karena keterbatasan koneksi beserta kemalasan yang ditimbun untuk menulis sesuatu(dasaralasan). Berharap ini bukan postingan terakhir dan malah menjadi awal postingan rutin di blog saya. *amin
Harsean: sudah sal tak perlu banyak basa-basi langsung saja ke penutupnya.
Heritius:  baka! Dia belum masuk ke inti tulisan!
Faisal: yah baiklah.. tak perlu rebut kan (-_-v)
                Sebelumnya saya tegaskan kalau tulisan yang saya buat ini bukan merupakan artikel, karena akan tidak sopan sekali kalau sampai tulisan aneh dan gaje ini di bilang artikel. Kalau ada dari pembaca(kaloadayangbaca) berpendapat kalau ini merupakan cerpen, cerbung atau sebangsanya maka rubah pandangan kalian sekarang juga karena akan sangat aneh kalau ada cerpen(dkk) berjudul seperti yang saya pakai dalam tulisan ini. Kalau sampai ada yang beranggapan kalau ini adalah Puisi, maka segeralah beristrfar dan bertaubat. #plak!!
Harsean: Yaiyalah, mana ada puisi yang model begini !!
Heritius: kapan masuk ke intinya  -_-,
Faisal: ia ia..˜̃̃ satu lagi.., Tujuan saya menulis ini BUKAN hanya untuk hiburan semata tapi tujuan utmaku adalah untuk menghancurkan mindset semua orang yang berfikir normal di dunia.. BWAHAHAHAHAHAGAHAGKQ- #DisumpelspatusamaHarsean.
Selamat membaca^^v

Syukur..

Pastinya kata syukur sudah sering kita dengar kan? Kalo jaman dulu paling engga kita bisa denger kata ini mungkin saat ada segerombol anak bau kencur(baca: abis minum jamu) yang jalan bareng terus salah satu temannya jatuh atau kepeleset maka mungkin akan ada dari temanya yang berseru sambil ketawa “syukurin lu hahaha..” *contoh yang tidak baik. Jangan ditiru ya anak-anak. “ia pak guru” jawab anak anak. Harsean: Apadah gaje -_-v
Mungkin kalau jaman sekarang adegan macam itu sudah jarang terlihat. Karena anak-anak jaman sekarang sepertinya akan berkata yang lebih jelek/kotor  dari kata ‘syukurin’ seperti kata %$@#!*. Yah forget it. Yang jadi sorotan saya adalah ternyata orang yang berkata ‘syukurin/syukurin lu’ itu secara tidak sadar bermaksud baik. Itulah poin unik pertama.
Hersean: eh? serius?
Faisal: loh nggak percaya?
Harsean+Heritius: Nggak!
Faisal: Jah tumben amat kompak
Jadi gini, perhatikan kata-katanya. Kata Syukurin itu kata perintah. Artinya sama dengan kata ‘syukuri’ kan? Benarkan?. Nah dari situ orang yang bicara seperti itu mengingatkan bahwa ketika kita mendapatkan musibah atau cobaan maka kita harus ingat, mungkin itu adalah salah satu tanda bahwa Allah masih sayang sama kita. Maka itu harus kita syukuri. Kalau konteksnya itu bukan cobaan/ujian melainkan teguran atau hukuman juga harus kita syukuri, stidaknya kita masih dibalas masih di dunia, coba kalau dibalasnya/dihukumnya diakhirat yang berkelilipat dahsyatnya. Naudzubillahimindzalik. Atau setidaknya mungkin semua itu untuk mengurangi dosa-dosa kita. Maka segeralah beristifar dan berhamdalah.
Nah dari itu kalau sekarang ada yang dapat cobaan, ujian  dkk cepet-cepetlah bilang “syukurin” #DUAK!! *Dilemparhelm
Heritius: “kaga gitu juga kali! Kan bisa dengan cara yag lebih baik. Seperti memberi motivasi dan menasihati kalau sejatinya hikmah itu lebih besar dari hal kasat sedang terjadi di dunia ini”.
Poin unik kedua. *ting #soundeffectgaje. Faktanya kata syukur itu harusnya menjadi salah satu kata yang paling banyak di gunakan di dunia ini. Kenapa? Karena sejatinya kita hidup tidak pernah sedetikpun terlepas dari ni’mat-Nya. Karena itulah setiap ceramah pasti selalu dibuka dengan bersyukur dulu. Minimal dengan kalimat “marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala”.  Sayangnya kebanyakan kalimat ini seperti hanya dipakai untuk formalitas saja, hanya didengar sekilas saja sedang esensinya hilang. Hehehe makanya kalo ceramah, pembukaan itu penting buat di ulas juga minimal di panjang-panjangin lah. #plak!
Harsean: “intinya kalau kita denger ceramah atau menyampaikan tausiah, minimal pengingat untuk bersyukur itu jangan sampai di abaikan. Seperti kata ustadz Faisal dalam setiap pembukaannya ‘ tidak ada hal yang lebih pantas kita lakukan pada detik ini, pada detik sebelum ini, pada derik setelah ini selain bersyukur kepada Allah SWT’. Memang bersyukur itu tak mudah, bahkan yang nulis inipun belum selalu bersyukur tapi setidaknya saling mengingatkan itu kan perlu.”
Faisal: “itu ngeledek ya (¬_¬). Tapi saya setuju dengan kalimat terakhir, watawa shaubil haq watawa shaubis shabbr”
Poin unik ketiga, *tingteng #soundeffectgaje(lagi).  Masih ada hubungannya dengan syukur. Ternyata manusia itu makhluk yang memiliki hutang yang tak kan pernah bisa terbayar dengan lunas, bahkan untuk menghitung jumlah hutang yang harus dibayarnya saja tidak akan pernah bisa.
Harsean: “hutang apaan sih?”
Hutang tanggung jawab dan hutang bersyukur. Tentunya semakin banyak kenikmatan semakin bayak pula yang harus di syukuri dan di pertanggung jawabkan. Anehnya hakikat manusia seperti yang dinyatakan dalam sebuah teori ekonomi yang menyebutkan bahwa manusia itu makhluk yang takkan pernah puas, membuat banyak dari mereka meminta hutangnya bertambah. Lihat saja mereka minta harta ini harta itu, jabatan ini jabatan itu. (gue ngomong seolah gue bukan manusia. Baka!). Jadi, snggupkah kita melenceng dari hakikat dan menjadi manusia super?
Heritius: “intinya kan bukan di situ, intinya adalah penyeimbagan antara meminta dan mensyukuri. Lagi pula Allah tak menguji Hambanya diluar batas kemampuanya, jadi ni’mat yang kita terima adalah uian yang harusnya bisa kita lewati kan.”
Lalu sadar nggak kalu akhir-akhir ini ada juga yang lagi nge-trend yang masih ada hubungannya dengan bersyukur? Itu loh yang ‘alhamdulillah yah.. sesuatu’. Hehe mungkin ini yang jadi poin unik keempat. *cklakting #soundeffectgje. Nah nah, bisakah kalimat di atas dikatagorikan sebagai cara bersyukur dengan lisan? Mungkin jarang ada yang membahas(hal yang kayanya ga penting ini) tapi seperti yang kita ketahui bahwa sekarang kalimat  itu menjadi obralan untuk di pakai bercanda dan melawak. It’s true man.  Lihat saja slah satu pelesetanya ‘alhamdulillah yah sol spatu’.
Oke oke, saya juga ngga mau terlalu banyak bicara mengenai yang ini(ganyadardiri). pokonya kalau ada yang berbicara kalimat itu maka kita harus bertanya apakah dia serius mengatakannya untuk mengungkapkan rasa syukurnya yang teramat mendalam atau hanya buat lawakan yang nggak jelas, kalau ternyata dia ngomong dengan tampang cengengesan plus minta di ketawain maka kita harus menyadarkannya sodara-sodara. Pukul saja pundaknya dan katakan “bacalah” *sambil ngasih alamat blog gue. Heritius: “jah dia promosi, malu woy postingan cuma empat.”. hehe ia bercanda, yang jelas ingatkan saja mereka bahwa kata Alhamdulillah itu kata yang baik, dan jangan sampai di jadikan lelucon.
Harsean: “Oke ya, sodara Faisal, kayanya tulisan gaje anda udah kepenjangan nih. Segera akhiri aja yak atau anda yang saya akhiri!”
Heritius: “kalo Si Faisal berakhir lo juga berakhir, baka.”
Faisal: “ suadah sudah, ini juga mau saya tutup. (-_-v)”
Yap, kayanya saya juga udah kehabisan bahan. Terakhir semoga saja tulisan ini ada manfaatnya dan maaf bila kontennya aga-aga gajelas, ngawur atau ada yang menjadi pro kontra, silahkan saja adukan ke TPS setempat, atau langsung komen di sini juga boleh hehe.  Dan akhirnya tulisan ini resmi saya akhiri disini. *potongpita. (lo kira peresmian).
Oya sekedar curhat dikit, kenapa sih saya bikin tulisan ini, itu karena ternyata saya baru mendapat tambahan hutang untuk di syukuri.
 Heritius: “eh dapet apaan?”
Faisal: “adadeh, sesuatu..”
PLAK!! #dilemparspatusamaHarsean
Harsean: “Abaikan saja sodara-sodara. Pokonya terimakasih sudah baca tulsan kami yang aneh bin gaje ini. Sampai jumpa di posting-an kami selanjutnya(smogasegera) ^_____^v”

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...